Apa Itu Fraud Triangle? | 3 Unsur Yang Selalu Ada Dalam Kejahatan Keuangan

0 Comments

Kamu tahu gak kalau semua unsur di kehidupan kita itu memiliki pola tertentu. Misalnya pola tidur dan makan yang selalu berulang. Termasuk juga pergerakan harga komoditas yang memiliki pola dan pengaruh tertentu.

Begitu juga soal kejahatan, para kriminolog biasanya akan melakukan analisis dari hipotesis awal yang ditemukan untuk melihat setiap tindak kejahatan yang dilakukan. Contoh paling umum adalah pencucian uang yang sering dilakukan sama banyak pendompleng pajak.

Semua kejahatan yang memiliki pola tersebut dikenal dengan nama Fraud Triangle. Yuk simak selengkapnya apa yang dimaksud sama istilah ini!

Table Of Content

  • Apa Itu Fraud Triangle?
  • Model Fraud Triangle
  • Bagaimana Mencegah Fraud Triangle?


Apa Itu Fraud Triangle?

Fraud memiliki makna penipuan, yang dapat diartikan secara spesifik sebagai tindak kejahatan untuk memperoleh keuntungan tertentu dengan melakukan penyimpangan secara disengaja.

Dalam prakteknya, fraud di ranah keuangan identik dengan pembuatan laporan keuangan fiktif untuk menipu pengguna atau pemilik dari laporan keuangan tersebut. Misalnya, melakukan penyajian data secara tidak riil dan relevan seperti perubahan angka dalam satu instrumen di laporan keuangan.

Fraud gak cuma dilakukan oleh perseorangan, tapi juga bisa dilakukan oleh kelompok sebagai entitas perusahaan. Sekarang, apa yang dimaksud dengan fraud triangle?

Secara istilah, fraud triangle merupakan model yang digunakan untuk mengamati mengapa sebuah kecurangan dapat terjadi. Teori yang dikembangkan oleh Dr. Donald Cressey dan tercantum di dalam bukunya yang berjudul “Other People's Money: A Study in the Social Psychology of Embezzlement," akan memberikan skema dan hasil analisis dari pola kecurangan yang dilakukan.

Dr. Donald Cressey memiliki hipotesis sebagai berikut:

"Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika mereka menganggap diri mereka memiliki masalah keuangan yang tidak dapat dibagi, menyadari masalah ini dapat diselesaikan secara diam-diam dengan melanggar posisi kepercayaan keuangan, dan mampu menerapkan perilaku mereka sendiri dalam hal itu. verbalisasi situasi yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan konsepsi mereka tentang diri mereka sebagai orang yang dipercaya dengan konsepsi mereka tentang diri mereka sendiri sebagai pengguna dana atau properti yang dipercayakan.”

Dari hipotesis itu Cressey memberikan tiga model fraud triangle sebagai tahapan untuk melakukan analisis, yaitu Opportunity, Pressure, dan Rationalization.

3 Model Fraud Triangle

Fraud Triangle - Opportunity
Opportunity adalah kesempatan untuk melakukan sebuah tindak kejahatan. Hal ini bisa timbul karena beberapa hal. Misalnya:

  1. Kontrol perusahaan yang lemah.
  2. Tidak ada SOP dan regulasi yang jelas.
  3. Kondisi kerja yang kurang produktif.
  4. Memiliki wewenang tunggal dan tidak bisa diintervensi.
  5. Penegakan hukum yang lemah.

Fraud Triangle - Pressure

Pressure diartikan sebagai motivasi, tekanan atau niat. Meski seseorang memiliki unsur opportunity atau kesempatan dalam tindak kejahatan. Tanpa motivasi tertentu semuanya hanya wacana saja.

Niat untuk melakukan penipuan dapat dilakukan tidak hanya sendiri, tetapi juga kelompok atas dorongan keresahan yang sana.

Beberapa hal yang sering dijadikan alasan tindak kejahatan (penipuan):

  • Masalah ekonomi.
  • Gaya hidup.
  • Kehilangan pekerjaan.
  • Tekanan dari lingkunan pekerjaan.
  • Ingin mengambil jalan pintas.

Fraud Triangle - Rationalization

Seperti logical fallacy (sesat pikit), pada tahap ini seseorang yang melakukan tindak kejahatan seolah-olah akan membenarkan seluruh tindakan yang dilakukan dan tergolong etis. Mereka yang melakukan kejahatan akan mencari seribu cara dan berbagai alasan untuk membela tindakannya.

Unsur rationalization juga mencakup pada tindakan kejahatan yang dilakukan secara sadar dengan dorongan (alasan) yang dibuat-buat.

Fraud Diamond - Capability

Sebenarnya ini adalah sebuah teori baru yang dikemukakan oleh David T. Wolfe dan Dana R. Hermanson. Mereka menamakan fraud diamond karena ada satu unsur baru yang mereka temukan, dari pengembangan teori fraud triangle Cressey.

Dalam unsur ini lebih menekankan pada sifat dan kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah fraud. Keduanya menganggap kalau kejahatan juga butuh keahlian khusus terutama pada beberapa lingkup pekerjaan. Para penjahat yang memiliki pengetahuan lebih tentu berpotensi melakukan kejahatan dengan lebih masif jika telah memenuhi tiga syarat yang telah disebutkan sebelumnya.

Bagaimana Mencegah Fraud Triangle?

Sebagaimana mestinya, tindakan kejahatan hanya bisa dicegah dengan melakukan pengawasan dan perbaikan regulasi.

Untuk memaksimalkan sistem atau mekanisme yang dibuat, diperlukan berbagai banyak pihak yang terlibat agar upaya kontrol tidak terpusat (desentralisasi). Sehingga setiap orang akan selalu merasa diawasi.

Terakhir, memberikan regulasi secara tegas termasuk mengatur kode etik agar seluruh pihak yang terlibat dapat tetap berada di jalur yang tepat.

Key Takeaways

Fraud Triangle merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan mengapa seseorang melakukan tindak kejahatan dalam dunia keuangan.
3⃣ Sama seperti namanya, fraud triangle terdiri dari 3 unsur utama yakni Opportunity, Pressure, dan Rationalization.


💡
Suka dengan konten keuangan dari ngomongin uang? Yuk bantu kami untuk meningkatkan literasi keuangan seluruhmasyarakat Indonesia dengan share artikel ini ke teman-teman kamu. Kamu juga bisa mendapatkan literasi keuangan yang jauh lebih lengkap lagi melalui instagram, tiktok, twitter dan terutama youtube ngomongin uang.

Jangan lupa untuk nantikan terus konten keuangan dari ngomongin uang, karena ngomongin uang gak ada habisnya!

Comments